Minggu, 29 September 2013

Jelajah Kuliner Malang : Ayam Bakar W*ng S*lo

Ok guys, kali ini saya mau share tentang pengalaman olah rasa kuliner yang ada di seputaran kota Malang. Kebetulan lagi pulang kampung ini ceritanya, pas weekend pula, tepat rasanya untuk quality time bersama keluarga. Saya bersama istri punya satu pemahaman, bahwa "eating solve everything".. hehehe.. dari segitu banyaknya perbedaan memang sejauh ini dalam hal makanan kita bisa akur.

Dan memang juga lagi gak masak, jadi setelah dhuhur kami cuus untuk berburu santap makan siang. Pilihan kami jatuh pada rumah makan yang sudah punya nama, bahkan untuk skala nasional saya kira 7 dari 10 orang pasti pernah mendengar tentang rumah makan ini. Sebut saja namanya warung Ayam Bakar Wong Solo (bukan nama sebenarnya), lokasinya juga dekat dari ruma, kurleb 5 menitan berkendara motor. Seumur umur tinggal di Malang baru kali ini saya makan menu andalan ayam bakar langsung di tempatnya.

Baru nyampe parkiran udah nampak rame dan penuh ini warung. Pengaturan letak meja sepertinya terlalu dipaksakan untuk menampung banyak meja, sehingga nilai estetika dan kenyamanannya kurang.  Tidak ada waitres yang bertugas mnyambut dan mengarahkan costumer ke meja atau tempat yang nyaman. Melewati celah sempit di antara bangku dan meja tamu yang lain akhirnya kami menemukan satu meja kosong di pojok.

Lagi, bertambah lagi keheranan kami akan pelayanan di warung ini, di mana meja dan tempat duduk kami belum dibersihkan dari sisa pengunjung yang terlebih dahulu menempati meja ini. Juga tak ada pegawai yang inisiatif mendatangi pengunjung yang sudah mendapatkan tempat untuk menayakan pesanan. Tak berselang lama ada salah seorang pegawai wanita yang lewat dan akan membersihkan sisa makanan tadi, istri saya pun meminta menu pada pegawai tadi agar bisa segera memesan, "Mbak, bisa minta menunya..?". Entah sedang ada masalah atau apa, bahkan senyum pun tak ada dari pegawai itu. Hanya berlalu bersama barang barang yang baru saja ia bereskan.

Sambil menunggu kami mengamati keadaan dalam warung dengan menu utama ayam bakar ini. Kok sepertinya ini warung kekurangan staf. kami lihat kadan kasir juga ikutan bantu staf di dapur untuk cek makanan, terkadang waiters juga bertuka posisi denga kasir, terkadang juga kami lihat merangkap tugas bagian bersih bersih. Dalam benak saya, kok seperti amburadul gini ya, ada pembiasan job desk yang disebabkan (mungkin) kekurangan tenaga, sehingga mereka dalam istilah jawa-nya "nyambi", dan tidak fokus akan tugas utamanya.

Udah mulai ada bibit bad mood ini, karena list menu yang kami minta belum juga datang. Saya sempat melambaikan tangan pada salah seorang pegawai, tapi kok ya dicuekin aja. Haduuuh.. makin gemes deh. 10 menit dari sejak kami datang, baru ada tanggapan dari mereka, sambil bawa menu dan list pesanan dia bertanya, "Sudah pesen mbak..?", langsung aku jawab"Gimana bisa pesen mbak, daftar menunya saja gak ada..?". Tidak ada jawaban, dan mbak pegawainya itu juga langsung berlalu untuk mebereskan meja yang lain. Haloooo.. sungguh tak ada keramah tamahannya, hingga dafta pesanan kita isi sndiri, dianter sendiri sama istri saya ke meja kasir. Makin gondok deh jadinya.

Siang itu emang situasi warung lagi rame sih, namun tidak lantas mengurangi pelayanan terhadap custumer kan. "Ayo yang sabar, sambil nunggu gmna kalo main game..", di adem ademin sama istri.. Mayan lah dikit memperbaiki mood, hehehee.. Ya sudah akhirnya kami main game di ponsel sambil nunggu pesanan kami datang. Total setengah jam daris ejak kedatangan kami hingga menu pesanan kami datang. Ayam bakar, ayam penyet, dan sambel lotek-nya emang manteb, seneng banget istri saya dengan sambelnya, serius.. kalo nasi uduk dan cumi goreng tepung nya sih saya kira standar aja. Es teh manis yang kami pesan juga terasa begitu seger siang itu. Untuk harga, menu yang kami pesan harganya ada di range 6000-30.000 rupiah, sebanding lah menurut saya dengan rasanya. Nah, selagi makan kami dapati juga pengunjung yang sepertinya mengalami kejadian serupa dengan apa yang menimpa kami beberapa menit lampau.

Selesai dengan urusan perut, saatnya kami menunaikan kewajiban kami, bayaaaaarr.. ke kasir ya, seperti yang saya katakan di depan tadi, kasirnya suka berubah berubah kan. Giliran istri saya mau bayar, mbaknya gak bisa nemuin list pesanan dari meja tempat kami makan tadi. Ckckck.. dengan polosnya mbak kasir itu nanya, "List pesenannya tadi g ketemu mbak, tadi pesen apa aja ya..?". Gak ada senyum, gak ada bilang maaf, eh malah main tebak tebakan sama pengunjung. Kita kesini buat makan mbak, bukan buat hafalan. Ya untung aja istri saya masih inget apa aja yang kami pesen tadi. Keamburadulan ini jadi menciptakan celah bagi orang orang yang mau berbuat curang, bisa jadi dengan kasus yang sama nanti ada pengunjung yang memanipulasi daftar pesanannya, yang tadinya banyak terus dibikin sedikit. Gelenng geleng dah saya sambil ngeloyor mrnuju tempat parkir.

Kesan yang baik tidak hanya diciptakan dari citarasa hidangan yang kalian hidangkan, tapi juga dari keramah tamahan yang kalian persembahkan dalam pelayanan pada costumer. Kesan pertama yang tidak begitu baik ini membuat saya berpikir ulang untuk kembali jelajah kuliner di tempat ini. Mending pilih yang lain lah kalo saya. 


Sabtu, 18 Mei 2013

virtual insanity

What kind of insanity is it..? ya, terus bertanya tanya tentang kegilaan macam apa yang menjangkit dalam diri ini. Mungkin masih bisa disebut normal, menunggu waktu berlalu, mengenyampingkan penat, menanti menit demi menit hanya untuk memastikan ucapan "selamat ulang tahun" itu tak terlewat. Namun apakah ini wajar, jika sekalipun belum pernah saya bertemu dengannya di dunia nyata. Terserah kalo ada yang bilang sok kenal, gak normal, gila, atau apalah, the fact is we're still connected, and we enjoy our silly times. 

Met ulang tahun ya my dear Bob, stay hungry, stay foolish, and keep this silliness rule our world. The virtual world that we're created, a warm and comfort place for us glowing together. I don't wanna be your friend, i chose to be your best, and truly friend. Happy birthday, i'm happy for you bob, semoga Allah segera mempertemukanmu dengan pasangan hidup terbaik pilihan-Nya.

Selamat Ulang Tahun 
 By dee

Ribuan detik kuhabisi
Jalanan lengang kutentang
Oh, gelapnya, tiada yang buka
Adakah dunia mengerti?

Miliaran panah jarak kita
Tak jua tumbuh sayapku
Satu-satunya cara yang ada
Gelombang tuk ku bicara
Tahanlah, wahai Waktu
Ada “Selamat ulang tahun”
Yang harus tiba tepat waktunya
Untuk dia yang terjaga menantiku

Tengah malamnya lewat sudah
Tiada kejutan tersisa
Aku terlunta, tanpa sarana
Saluran tuk ku bicara

Jangan berjalan, Waktu
Ada “Selamat ulang tahun”
Yang harus tiba tepat waktunya
Semoga dia masih ada menantiku
Mundurlah, wahai Waktu
Ada “Selamat ulang tahun”
Yang tertahan tuk kuucapkan
Yang harusnya tiba tepat waktunya
Dan rasa cinta yang s’lalu membara
Untuk dia yang terjaga
Menantiku
 
 

Sabtu, 11 Mei 2013

Untitled

Sepertinya saya telah kehilangan seorang sahabat. Terasa berbeda, ada yang berubah. Dulu, bersama kita tertawa, menangis, merenung, bercanda, sendau gurau, hingga galau. Ya, memang beda, entah apa saya juga belum paham, apa yang dirasakan hati memang kerap susah untuk didefinisikan dalam kata kata.
Saya pernah merasakan betapa mudahnya untuk mengakses yang namanya sahabat ini, kapanpun, dimanapun, dan bagaimanapun kondisinya. Selalu ada dan siap siaga, gak ada itu kata kesepian dalam kamus saya. Mau ni badan lagi capek, atau pikiran lagi penat, bawaannya jadi ceria aja ketika sudah melewati gerbang gila bersamanya. Mau ngomongin politik, musik, hiburan, makanan, buku, ilmu, hingga obrolan absurd pun, selalu saja tertuju pada satu muara, gila.
Kini ketika saya akan mengaksesnya, seakan ada dinding yang menghalanginya. Mungkin saya sudah tidak memiliki akses masuk lagi, atau sistem nya telah dikonfigurasi ulang tanpa melibatkan saya. Apapun itu, yang saya rasakan adalah kehilangan, itu saja.
Stop..!! Kehilangan..? Pikiran saya berbalik mengajukan pertanyaan. Apakah anda benar benar telah memilikinya sebagai sahabat..? Apakah anda yakin..? Atau jangan jangan anda hanya sok merasa memiliki seorang sahabat saja, sedang kenyataan tidak seindah taman virtual yang pikiran anda bangun.
Mungkin semua memang telah berubah, termasuk saya. Hmmm.. Bagaimana mungkin kita bisa kehilangan sesuatu yang tidak pernah kita miliki. Ah sudahlah..

Jumat, 29 Maret 2013

Di Balik Madre

"Delapan puluh persen karena Madre. Dua puluh persen karena saya ngefans sama kamu."

Kemarin, tanggal 28 Maret 2013 adalah pemutaran perdana Madre the movie. Sudah ada yang nonton belum..? Film ini diangkat dari salah satu cerita fiksi dalam novel kumpulan cerita dengan judul yang sama karya Dewi Dee Lestari. Bercerita tentang perjalanan hidup anak muda bernama Tansen yang mendadak berubah drastis dikarenakan sesuatu bernama Madre. Jujur ya, dibanding Rectoverso, karya Dee yang juga diangkat menjadi film beberapa waktu yang lalu, saya lebih tertarik untuk nonton Madre ini.

Novel ini sudah saya baca di semester kedua tahun 2012 silam. Ceritanya bagus, plotnya ringan, dan mudah dicerna pembaca novel newbie seperti saya. Adalah seorang teman, sebutlah namanya Vira (bukan nama sebenarnya), yang pertama kali menyuntikan virus Madre ini kepada saya. Saya ingat kala itu dengan "ditemani" Vira, saya sedang dalam usaha menyelesaikan tantangan pastry, yaitu membuat molen bandung. Dalam obrolannya, dia menyebutkan nama Tansen, dan kisah hidupnya dari anak pantai mendadak harus bercengkrama dengan dunia roti karena warisan keluarga bernama Madre. Sempat gak enak sih perasaan, karena diobrolan itu saya menangkap semacam komparasi antara saya dan tokoh Tansen. Saya bilang sama Vira, "i'm not Tansen and i have my own story..".

Selang beberapa minggu setelah itu, ketika pulang ke Malang saya sempatkan ke toko buku. Iseng menuju ke section novel dan saya lihat judul judulnya, eh ada Madre di salah satu sudut rak. Seketika kok saya jadi inget sama Vira. Setelah ambil fotonya dan kirim bbm ke dia, saya putuskan untuk membeli novel itu. Tak butuh waktu lama buat saya untuk menyelesaikan membaca novel itu, secara cerita Madre ini hanya 72 halaman. Dalam waktu yang singkat itu pula saya suka dengan ceritanya. Meski sedikit, tapi ada kesamaan antara saya dengan tokoh Tansen ini. Sama sama cowok yang berkutat dengan urusan bikin kue.. hehehee

Sedikit banyak cerita Madre ini menginspirasi saya, untuk lebih mencintai dunia baking. Bukan cuma sekedar hobi, tapi bagaimana agar bisa memperoleh hasil dari karya karya kita.

Nah, sejak membaca Madre, novel jadi salah satu bahan obrolan dengan Vira, selain musik, film, kue, dan galau. Begitu terdengar kabar kalo Madre mau diangkat ke layar lebar, hal itu juga tak luput jadi bahan obrolan kita. Saling tukar pendapat tentang bintang pemerannya, foto foto setting filmnya, tentang harapan agar filmnya bisa semenarik dengan sebagus novelnya, dan tentang gak sabarnya nunggu ini film premier. Pengaruh Vira ini gak berhenti di Madre ternyata, beberapa karya Dee yang lain juga dibuatnya saya penasaran untuk membacanya. Mulai dari Perahu Kertas, Rectoverso, hingga Filosofi Kopi. 

Enaaaaahh.. Kembali ke awal, kutipan di atas merupakan salah satu percakapan Mei dengan Tansen. alo ditarik ke belakang awal kenal sama Vira sampai bisa sahabatan dan jadi partner in glow seperti sekarang boleh jadi ya di momen Madre ini jadi titik baliknya. Dulu itu ya sekedar tahu aja, kebetulan punya temen yang sama, sama gilanya maksudnya. Terlalu vulgar mungkin kalo dibilang secret admirer, tapi sering juga stalker-in TL-nya hingga berujung dengan twit war. Semakin kesini semakin ngerti kalo sama sama "gila" mending saya ngaku saja biar naik level jadi official stalker. So, Bob, bisa jadi sahabatan sama kamu itu delapan puluh persen karena Madre, dan dua puluh persen karena saya ngefans sama kamu. Hehehee.. Best friend forever ya my Fairy Coffee.


Rabu, 27 Maret 2013

Feelings

"Feeling, mengapa hatiku feeling, tiada tertahaan.."

Tadi malem gak sengaja pas lagi pilih pilih chanel tv terus liat ada film Warkop DKI di salah satu tv nasional, dan saya putuskan nonton akhirnya. Ini film judulnya Atas Boleh Bawah Boleh (apaan coba maksudnya), film jadul era 80an. Seinget saya, pertama kali nonton film ini ketika saya masih di bangku SMP. Saya gak akan membahas tentang isi cerita dari film ini, tapi saya terkesan dengan salah satu adegannya.
Dalam adegan ini, salah satu personil Warkop yaitu Kasino lagi duduk santai di teras rumah sambil main gitar dan bernyanyi. Lagu yang dinyayikan sama Kasino ini yang membuat saya terkesan. Judulnya Feelings, pertama kali mendengar lagu ini pun juga dari film ini. dan diplesetin pula sama Kasino sampai jadi lagu dangdut. Kebetulan ada koneksi internet, saya coba cari di youtube untuk lihat versi aslinya. Cekidooot..


Waah.. Ternyata lagunya keren. Versi aslinya dinyanyiin sama  Morris Albert. Iramanya selow, syahdu, musiknya sederhana tapi pas, dan liriknya juga dalem. Tapi sayang, ini koq lagu galau ya.. hehehee..

Nah biar gak terlampau galau, tonton juga ya yang versi Kasino

Rabu, 20 Maret 2013

Dear Listener

"Don't give up
Everyone needs to be heard.."


Siapa tak kenal Josh Groban, penyanyi pop-classic dari Amerika yang melejit namanya lewat lagu You Raise Me Up di tahun 2001 silam. Lagu lagunya tak melulu tentang cinta yang lebay, tapi dibalik suaranya yang tinggi nan merdu dan balutan musik yang kental dengan nuansa klasik, banyak lagu lagunya yang menyuarakan tentang kemanusiaan, lirik liriknya dalam dan menyentuh, tentang semangat, dan perjuangan hidup.
Di atas adalah petikan lagu Josh Groban berjudul You Are Loved (Don't Give Up), sebuah lagu yang menurut saya memiliki makna yang bagus. Menangkap beberapa kejadian dan fenomena yang terjadi di sekitar saya, menggelitik hati saya untuk menulis tentang hal ini. Mengapa..? Karena dari kacamata saya, saya melihat ada semacam hubungan antara lagu ini dengan kejadian kejadian di sekitar saya.
Kita ambil saja sebait lirik dari lagu Josh Groban ini, "don't give up, everyone needs to be heard.." begitulah bunyinya. Kalau diartikan dalam bahasa Indonesia kurang lebih menjadi " Jangan menyerah, setiap orang butuh untuk didengar..". Setiap orang memiliki kebutuhan untuk didengar. adanya pendengar menandakan bahwa kita ini diakui keberadaannya. Manusia butuh eksis. Mungkin kita suka gak sadar akan kebutuhan ini. Entah dengan dilihat, didengar, atau dipercayai bahwa kita ada, itu adalah bukti pernyataan dari sekeliling kita bahwa kita ada.
Kembali ke lirik, setiap orang butuh untuk untuk didengar. Masalahnya bukan tentang ada atau tidaknya oarang yang mau mendengar kita. Tapi yang saya lihat adalah ada atau tidaknya orang dan atau golongan yang kita ingini untuk mendengar. Ambilah contoh kita ingin curhat, tentu gak ke sembarang orang kan kita mau mengungkapkan apa yang jadi curahan hati kita. Setiap kita pasti punya tempat special sebagai tempat curhat itu, entah orang tua, teman, sahabat, pacar, suami, istri, gebetan, selingkuhan. Dan setiap kita punya pilihan siapa diantara mereka yang kita percayai, yang kita nyaman untuk kita jadikan "tempat sampah". Ada faktor kepercayaan yang melandasinya sehingga kita gak asal milih orang.
Masalahnya timbul ketika orang yang kita percayai ini gak ada, entah sibuk, hape lagi gak aktif, lagi tidur, lagi keluar kota, kita merasa kehilangan. Ketika kita pingin curhat, pingin berbagi namun di saat yang sama mereka gak ada, kita merasa gak ada lagi yang mau mendengarkan. Akibatnya bisa macem macem, mulai dari gelisah, sebel, bad mood, emosian, sakit perut, pusing, sampai galau.
Kebutuhan akan didengar itu pula yang akhirnya muncul jasa konseling. Banyak timbul masalah yang akarnya adalah ketidak berdayaan seseorang untuk mengungkapkan apa yang menjadi uneg uneg dalam hatinya. Ketidak berdayaan ini bisa karena tidak ada tempat maupun kesempatan untuk bercerita, atau karena faktor dari dalam manusianya sendiri yang terlalu tertutup dengan orang lain. Apa jadinya kalo semua masalah kita pendam sendiri, bisa stres dan berujung sakit. Akibatnya ya kehidupan kita jadi berjalan gak normal.
Lah ini apa jadinya ngomongin lagu koq ujung ujungnya jadi semacam kutum gini. Hehehehe.. biar sajalah. Benang merah yang ingin saya angkat di sini adalah, kebutuhan akan didengar bukan hanya kebutuhan saya dan anda, tapi mereka yang kita pilih sebagai orang kepercayaan untuk mendengar juga memiliki hak yang sama. Sebagai mana manusia diciptakan, kita semua tak ada yang sempurna. Mensyukuri keberadaan manusia manusia pilihan yang Tuhan kirimkan kepada kita sebagai pendengar setia kita. Menerima mereka dengan segala apa yang ada dalam dirinya,  pun juga menyadari bahwa sebagai pendengar mereka juga punya hak untuk didengarkan juga.

Selasa, 19 Maret 2013

Oh Inikah Rasanya.. (2)

Tiap pasangan yang merencanakan untuk melangkah ke jenajng pernikahan pastilah senang ya. Senang karena sebentar lagi mereka yang biasanya sendiri nanti sudah ada yang menemani. Senang karena tiap kegiatan yang mereka lakukan nanti dinilai sebagai ibadah, baik bekerja, maupun menuntut ilmu asal diniatkan untuk keluarga, dinilai sebagai ibadah.
Menuju pernikahan tentulah ada persiapannya, sepertu apa yang sedang saya alami sekanrang ini. Mempersiapkan segalanya menuju hari H ternyata gampang gampang susah. Bingung dan kadang juga suka pusing dibuatnya. Pertama ya memang karena kita belum pernah ada pengalaman sebelumnya. Kedua ya karena situasi, kondisi , dan keadaan masing masing dari kita.
Pertama, tentang pengalaman, wajar kan ya kalo kami sebagai pasangan ini kadang suka bingung mesti lakuin persiapan aja jelang hari H. Kalo sudah menthok bingung dan pusingnya ya sudah, mending bertanya aja pada yang sudah berpengalaman. banyak sih referensinya, mulai dari baca buku, tanya sama ustadz, tanya sama bapak ibu, tanya ke mami (sebutan untuk camer), atau tanya ke tante dan oom.
Yang kedua, tentang situasi kondisi, selama ini kita ini hanya berteman, komunikasi juga seperlunya saja. Bukan itu saja, kita juga berjauhan dari sisi jarak, dia di Malang dan saya di Gilimanuk, Bali. Long Distance Relationship ini ceritanya. Gak cukup itu saja, saya dinas di Gilimanuk sebagai pegawai dengan segala kesibukannya, sedangkan dia adalah mahasiswi sebuah perguruan tinggi negeri di Malang, yang selain sibuk dengan tugas tugas perkuliahan juga aktif di unit kegiatan kemahasiswaan.
Seneng kan pastinya kalo udah mulai ngomongin persiapan hari H, berasa semangat gitu. tapi ya ada sebelnya juga, bisa berujung bad mood malahan. Gimana gak sebel, udah kita yang kerja ini nyempet nyempetin pulang ke Malang, pake acara cuti segala, eh gak taunya si calon ini malah super sibuk dengan tugas kampus. Trus mau gimana lagi kalo sudah kaya gitu. Jangankan mau action n prepare buat main event nya, buat sekedar ngobrol aja susahnya minta ampun. Oh ini mungkin rasanya punya calon istri yang masih kuliah..
Ya memang harus banyak mengalah dan toleran sih kalo kaya gini situasinya. Daripada dibawa sebel terus dan berujung bad mood, nanti malah ketika ada waktu yang luang jadi gak bisa maksimal preparenya karena mood yang gak kunjung membaik. Mungkin ini seninya, jadi musti pinter pinter jaga mood. Terus komunikasinya juga dijaga, mungkin gak bisa sering ketemu untuk ngobrol langsung, jadi komunikasi via sms dan telepon harus dijaga suasananya biar tetep bisa maksimal.
Memang agak ribet sih karena persiapannya seperti jalan sendiri sendiri. Tapi meskipun jalan sendiri, sebisa mungkin semua tetap berjalan atas dasar keputusan bersama. Cuma action nya aja yang belum memungkinkan kita untuk jalan bareng. Beda usia, beda tempat, beda kegiatan, beda kesibukan, beda selera, kalo gak dijembatani dengan komunikasi dan pengertian yang baik bisa runyam nanti persiapannya. Gak pernah mudah sih, dan memang butuh extra keras usahanya. "Gakpapa, biar nanti ada kesan dan ceritanya Mas.." begitu katanya. Yaah.. semoga semua persiapan berjalan lancar dan semua bisa membahagiakan. Aamiin. Semangaaaat !!

Thank You For Glowing Me

Terdengar mirip dengan salah satu lagu Bon Jovi dengan judul Thank You For Loving Me. Inspirasi yang datang begitu saja ketika mendadak kita bergalau bersama. Muncul pula sebuah istilah yang mungkin hanya beredar diantara kita. Glowing, begitulah kita menyebutnya, akan sebuah kondisi dimana kegalauan sedang melanda hati dan pikiran. Glowing, yang dalam bahasa inggris sebenarnya memiliki makna berpijar atau bercahaya, tapi bagi kita glowing lebih bermakana mencari cahaya, mencari petunjuk arah, mencari pencerahan. Yup, membutuhkan input yang mencerahkan agar bisa menetralisir glowing-factor di area hati dan pikiran.

Thank you Bob for glowing me, you are the glowing-factor, and also the glowing one itself.
Thank you.. For being my eyes when i couldn't see.
For being ears when no one listen to me.
For being my friend when no one here for me.
Through your eyes so many scenes i can see.
Through your story, so many lessons i could carry.
Through all these days, i'd like to say " you needed me..".

Oh why now..?

Kenapa baru bertemu denganmu di saat sekarang ini. Ku akui, mendingan ge er daripada minder. Bertemu denganmu, dengan kondisi dan segala permasalahanmu. menempatkan diriku seakan aku bisa jadi solusi dari apa yang sedang kau hadapi. Sebagai teman kita dekat, untuk ukuran dua orang yang belum pernah bertemu kita begitu akrab. Kau adalah glowing-factor bagiku, pasangan hidup, itulah penggalauan utama dalam hidupku. Dalam raguku sempat terbersit bahwa solusinya mungkin bisa kudapat dari dirimu.

Begitupun dirimu, lembar kelam yang telah kau tinggalkan meniggalkan luka yang mendalam. Ketika mengetahui hal itu, terketuk aku untuk menyembuhkanmu. Mungkin tak akan mampu menggantikan kesan pertama yang pernah kau ukir bersamanya. Yang meskipun luka itu akan sembuh tapi meninggalkan bekas selamanya. Terketuk aku untuk menunjukkan kepadamu apa itu cinta dan menemukan jalan menuju cahaya. Sebagai teman pada awalnya, hingga sempat aku mempertanyakan pada diriku, apakah mungkin kita bersama untuk hal yang lebih dari sekedar teman biasa.

Pertanyaan galau yang harus dimaklumi, "kenapa baru sekarang..?". Kenapa di saat aku sudah mulai menata hati dan memilih calon pendamping hidupku nanti. Keraguanku terjawab oleh jawabannya. Jawaban "iya" saat aku meminangnya. Kegalauan ini harus kuredam, dan keraguan ini harus kumantabkan. Bertemu denganmu bukan tanpa alasan, bukan sebuah kebetulan, ini adalah rencanaNya. Untuk menunjukanku seseorang yang luar biasa, seoarang teman istimewa. Kita bergalau bersama dan kita temukan solusinya. Sederhana saja, teman bicara, teman bercanda, dan teman berbuat hal bodoh, konyol, dan gila. Itulah kita, sahabat selamanya Bob and Patrick.

You'll be fine my dear Bob, and i do believe you will find your mate soon. And this "why now..?" question won't be our glowing-factor anymore. I love you, i do care about you, please let me be your friend, and we'll be friend. Everybody need best friend right..?

Minggu, 17 Maret 2013

Oh Inikah Rasanya...

Minggu 17 Maret 2013 jadi hari yang bersejarah dalam perjalanan hidupku. Kemarin secara resmi kedua keluarga bertemu untuk pertama kali, dalam sebuah acara yang disebut lamaran.
Tak kalah luar biasanya perasaan ini dengan saat pertama kali saya meminangnya. Kini dengan personil lengkap, bapak, ibu, nenek, serta pakdheku kami berkunjung ke rumah camer untuk menyambung silaturahim.
Acara lamaran berbalut perkenalan keluarga ini dari awal memang terasa formal. Dimulai ketika calon istri saya berbagi konsep dari pihak keluarganya, akan ada bnyak anggota keluarga yang bakal hadir, susunan acara yang rapi, dan pakai mc pula. Bagus memang, tapi dibikin pusing dan super nervous saya karenanya.
Bagaimana gak pusing, dalam benak dan pengalaman keluarga saya, lamran itu suasananya hangat, dengan obrolan yang penuh keakraban, ringan, diselingi basa basi dan guyonan, namun fokus intinya tetep ada. Begitu disodori konsep yang rapi pijak keluarga agak mengeluh, terutama dengan adanya mc. Yang ada dalam benak bapak ibu adalah acara resmi, protokoler, pakai sambutan ini itu, yang intinya gak nyantai.
Kemudian yang bikin saya pusing lagi adalah nervous yang berlebihan. Ini pengalaman pertama dan pastinya semua berharap bisa lancar dan sukses. Over nervous ini bikin saya ndredeg setengah mati, gak konsen saat kerja dan gelisah ketika perjalanan pulang ke malang.
Hmmm.. Sepertinya terlalu bnyak mengeluh ya saya, pdhal ini adalah momen yang membahagiakan. Benar memang, semua nervous itu memuncak dan tumpah saat hari H. Mulai dari demam, gemeteran, tangan dingin, dan pucat. Namun semua kegelisahan itu sirna dan melebur jd airmata bahagia tatkala acara berjalan lancar. Alhamdulillah, lega rasanya, melihat semua tersenyum bahagia, 2 keluarga membaur dalam atmosfer keakraban. Kekakuan di awal acara kini telah mencair dengan senyum tawa dan canda semua yang hadir di situ.
Oh bahagia rasanya, walau capek dan letih sisa perjalanan bali-malang masih terasa tapi yang dominan dalam hati ini ya bahagia. 2 keputusan penting dihasilkan dari pertemuan ini, pertama lamaran kami diterima (alhamdulillah), kedua pada bulan april nanti keluarga dari pihak calon istri akan melakukan kunjungan balasan.
Alhamdulillah, tiada yang patut kami ucap selain daripada syukur atas ridho Allah ini, semoga persiapan dan langkah ke depan selalu diberikan kemudahan. Aamiiin..

Minggu, 17 Februari 2013

Sarapan kopi

Dalam perjalanan kembali ke rantau saya menulis ini. Teringat perbincangan dengan ibu tadi pagi. Sembari menyiapkan sarapan, beliau bertanya, "mulai kapan minum kopi..?". Mungkin terlihat janggal bagi beliau melihat anaknya sedang menyiapkan secangkir kopi susu.

Memang, saya bukanlah seorang penikmat kopi. Sekedar peminum saja, mungkin itu yang lebih tepat. Kopi di pagi hari memang hal baru buat saya, jadi pantas saja kalo ibu heran. Puluhan tahun kami hidup bersama mungkin baru kali ini beliau melihat ada yang berbeda dari kebiasaan anaknya.

Belum lama saya mengenal kopi. Beberapa bulan terakhir ini saja saya mulai tertarik untuk mencoba minuman pahit beraroma khas ini. Sebelumnya, jangan tanya, meskipun dapat jatah kopi tiap bulan dari kantor gak pernah saya mengkonsumsinya. Kalo gak saya kasih ke temen ya saya kumpulin untuk dibagi ke tetangga.

Adalah si Putri Kopi yang meracuni saya untuk memberi kesempatan bagi kopi masuk ke dalam hidup saya. Iya, putri kopi, begitu dia menyebut dirinya. Layaknya putri kerajaan, dia punya level yang sama, berdarah biru, hanya saja dia ini berdarah kopi. Dia begitu mengerti tentang per-kopi-an, mulai dari jenis jenisnya, seluk beluk tentang kopi, dan bagaimana menikmati kopi. Benar benar seorang penikmat kopi sejati.

Tahu kalo saya masih pemula, putri kopi memberikan resep racikan kopi yang lebih ringan. Step by step dia memberikan instruksi bagaimana cara membuat dan menyajikannya. Dan ketika saya eksekusi, hasilnya sungguh luar biasa. Mantaaaab. Susunya pas dan sensasi kopinya tetep nendang.

Kopi di pagi hari semacam minum obat pencahar bagi saya. Beberapa menit setelah meminumnya langsung bereaksi. Diawali dengan mules mules dan berakhir di kamar kecil. Heheheee.. Lega, dampak positifnya ya sistem pencernaan dan pembuangan lancar. Kopi sudah, "buang sampah" juga sudah, waktunya tubuh diberi asupan gizi dan energi.

Sekian posting dari saya. Thanks to Putri Kopi for the inspiration.

Perjalanan back to neverland masih panjang, sepertinya saya putuskan untuk tidur saja.

Sabtu, 16 Februari 2013

Parameter Kejujuran

Sudah beberapa hari ini saya berada di kota malang, tapi baru hari ini punya kesempatan untuk jalan jalan. Berburu kuliner yang ketika saya berada di rantau level kepinginnya sudah setara dengan wanita hamil yang lagi ngidam. Pergi ke pusat jajanan, tempat perbelanjaan, dan atau hanya sekedar muter muter di jalan protokol kota malang.

Ada pemandangan berbeda ketika melintas di jalan jalan kota malang, di beberapa sudut nampak dipasang banner, spanduk, berisi foto calon walikota yang akan berlaga di pilwali. Hajatan demokrasi warga kota malang ini sendiri memang akan dihelat di tahun 2013 ini. Tifak heran kalau para calon walikota ini sudah mulai tebar pesona untuk menarik simpati calon pemilihnya.

Semua warga tentunya ingin mendapatkan pemimpin yang jujur dan mampu membawa kota malang ini ke atah yang lebih baik. Namun di masa kampanye seperti sekarang ini, masing masing tim sukses pasti berusaha menampakkan calon yang mereka usung agar selalu nampak bsik dan unggul dari yang lain.

Sekedar uneg uneg dari saya ini, sebenarnya gak sulit koq menilai calon mana yang jujur. Tinggal lihat aja pada banner atau spanduk yang memajang foto mereka. Nah, dari jalan jalan saya tadi, saya mendapati foto para calon ini tampak cantik cantik dan ganteng ganteng. Nampak kulitnya bersih, cerah, dan menawan.

Di sinilah timbul pertanyaan, apa aslinya mereka juga seperti itu ya..? Atau jangan jangan itu cuma rekayasa saja. Hari gini apa yang g bisa dilakukan dengan photoshop. Gak perlu operasi plastik untuk merubah tampilan fisik. Gak perlu make up tebel untuk mempercantik diri.

Sekedar penampilan di banner dan spsnduk mungkin adalah hal sepele. Tapi dari hal yang sepele ini saja mereka sudah betani memanipulasi, bagaimana dengan hal hal besar ketika mereka kelak jadi pemimpin kota ini. Baru dalam tahap kampanye mereka sudah memanipulasi untuk memperoleh simpati, bagaimana nantinya jika mereka benar benar memenangkan pilwali ini.

Semoga ini hanya jdi pertanyaan di benak saya. Namun setidaknya kita harus lebih bijak nantinya dalam menentukan pilihan. Pilihan yang nantinya berdampak terhadap kelangsungan hidup kota kita tercinta.

Jumat, 15 Februari 2013

Estafet menuju Bali

The hardest part of being home is to leave. Itu boleh saja disebut quote, tapi sejatinya itulah yang saya rasakan tiap kali harus kembali ke rantau. Sedih karena mesti jauh dari keluarga dan teman. But the show must go on.

Sabtu 2 Februari 2013, pagi jam setengah delapan saya sudah bersiap ke terminal arjosari. Seharusnya kemarin malam saya berangkat ke bali dengan bis malam, tapi hujan yang mengguyur kota malang dari siang hingga malam, membuat saya menunda keberangkatan.

Berbeda dengan bis malam, pada pagi dan siang hari tidak ada armada bis yang langsung menuju bali. Alhasil saya harus estafet. Jam menunjukkan pukul delapan, saya sudah beridiri di pintu keluar terminal arjosari. Sengaja tidak naik dari dalam terminal, biar efisien waktu karena bis langsung berangkat tanpa ngetem lagi.

Rute dan tarif estafet menuju bali :
- Malang >  Probolinggo : Rp. 16ribu
- Probolinggo > Situbondo : Rp. 14ribu
- Situbondo > Banyuwangi : Rp. 14ribu
- Ojek ke pelabuhan ketapang : Rp. 10ribu
- Tiket ferry penyebrangan ke gilimanuk : Rp. 6ribu
- Ojek fari pelabuhan gilimanuk ke kosan : Rp. 5ribu

Berangkat jam 8 wib dari terminal arjosari malang, saya sampai terminal sri tanjung banyuwangi jam 15 wib. Yang perlu diperhatikan, ongkos bis yang tertulis di atas semuanya saya dapatkan dari armada yang sama, inisialnya A. Terus pas di terminal probolinggo, ambil bis yang di antrian paling depan biar gak lama nunggunya. Di situbondo saya gak masuk terminal tapi langsung dioper ke bis jurusan banyuwangi yang sudah siap berangkat.

Tips :

1. Saat di terminal sritanjung banyuwangi, ada 2 opsi menuju pelabuhan. Menggunakan angkot dengan ongkos 5ribu, tapi mesti nunggu ngetem. Alternatifnya pakai jasa ojek, yang kedua ini menurut saya lebih cepat.
2. Jika butuh makanan atau minuman, sebelum naik kapal lebih baik beli dulu di mini market depan pintu masuk loket penumpang. Harga makanan dan minuman di kapal relatif lebih mahal.
3. Sampai di pelabuhan gilimanuk ada pemeriksaan kartu identitas, jadi pastikan membawa ID card atau sim.
4. Jika terlupa gak membawa kartu identitas, bisa diakali dengan naik ojek. Minta anter ke mini market terdelat di gilimanuk. Jika ada petugas yang tanya, bilang saja anda warga lokal, dengan menyebutkan salah satu dari wilayah di lingkungan gilimanuk seperti lingkungan Asri dan Arum.

Ada perbedaan waktu satu jam antara wib debgan wita. Pukul 17.30 wita saya sampai di kosan, total waktu estafet adalah 8.5 jam dengan biaya sebesar 65ribu. Jika dibandingkan dengan bis malam yang tarifnya di kisarsn 100-150rb, maka ada selisih harga antara 35-85rb. Untuk waktu tempuhnya kedua metode baik estafet maupun bis malam relatif sama.

Bagi yang merasa nyaman dengan sedikit petualangan bisa mencoba metode estafet. Tapi bagi anda yang gak pingin repot mesti gonta ganti naik turun bis, bisa mengambil rute bis malam.

The choice is yours, have a safe trip..

Madness

Madness
By Muse

i can’t get these memories out of my mind and some kind of madness has started to evolve i tried so hard to let you go but some kind of madness is swallowing me whole, yeah

i have finally seen the light and i have finally realised what you mean

and now i need to know is this real love or is it just madness keeping us afloat? and when i look back at all the crazy fights we had it’s like some kind of madness was taking control, yeah

and now i have finally seen the light and i have finally realised what you need

and now i have finally seen the end and i’m not expecting you to care, no but i have finally seen the light and i have finally realised i need to love i need to love

come to me trust in a dream come on and rescue me yes i know i can be wrong maybe i’m too headstrong our love is…
Madness

Watch "Muse - Madness" on YouTube

Minggu, 10 Februari 2013

Seperti Bintang

Seperti Bintang
By Yovie n Nuno

Andai Saja Engkau Tahu

Resahku Karenamu

Andai Aku Di Benakmu

Alangkah Indah Dunia

Bila Ada Satu Nama Ku Rindu

Selalu Sebutkan Dirimu

Seperti Bintang Indah Matamu

Andaikan Sinarnya Untuk Aku

Seperti Ombak Debar Jantungku

Menanti Jawabanmu

Pernah Aku Dengar Darimu

Engkau Kini Sendiri

Namun Adakah Kau Dengarkan Aku

Yang Benar Inginkan Kamu

Seperti Bintang Indah Matamu

Andaikan Sinarnya Untuk Aku

Seperti Ombak Debar Jantungku

Menanti Jawabanmu

Mungkin Aku Terlalu

Berharap Yang Tak Tentu

Adakah Aku

Dihatimu

Seperti Bintang Indah Matamu

Andaikan Sinarnya Untuk Aku

Seperti Ombak Debar Jantungku

Menanti Jawabanmu

Potong Rambut

Saya mau potong rambut ini ceritanya, tapi bingung mau dipotong model apa. Cowok juga berhak kan buat tampil modis, stylist. Ingat betul saya, sedari kecil hingga sekarang gak pernah potong rambut dengan model dan gaya yang macem macem. Belah samping ketika SD, belah tengah dan kuncung ala tintin pas SMP, cepak dan agak gondrong waktu STM. Kuliah, lebih didomimasi rambut yang selalu cepak.

Satu hal lagi, dari dulu memang saya agak cuek dengan penampilan. Tapi semakin kesini kok saya merada ada sedikit perubahan, lebih sedikit ada perhatian lah sama penampilan, dalam hal ini tentang rambut. Jadi terprovokasi untuk mencoba model potongan rambut yang berbeda.

Dari awal saya mengenal yang namanya potong rambut, sekalipun saya belum pernah merasakan yang namanya perawatan rambit dan atau potong rambut rambut di salon. Kalo gak di tukang cukur ya pasti dipotong sendiri sama bapak.

Sama halnya dengan wanita, laki laki juga punya kiblat yang dijadikan trend setter untuk gaya potongan rambutnya. Walau tidak sebetagam gaya potongan rambut untuk wanita, tapi pakem pakem untuk potongan rambut laki laki itu tetep ada. Yang umum mungkin adalah gaya potongan rambut cepak, mulai dari ysng 1 senti, cepak ala polisi, atau cepak kotak ala tukul arwana. Dan masih banyak lagi model poyongan rambut yang lain.

Yang paling mudah tentunya kalo kita bisa membawa foto atau gambar dari model potongan rambut yg kita inginkan. Inspirasinya bisa saja muncul ketika kita nonton tv, melihat gaya rambut dari aktor bintang film, musisi, pembawa berita, atau bahkan pemain bola. Diantara nanyak pilihan, kali ini saya suka dengan gaya potongan rambut milik vokalis band Maroon Five, si Adam levine.

Cukup sederhana, tipis di bagian samping dan belakang, spike semi mohawk di bagian atas. Dipadu dengan kumis dan jambang tipis, laki banget dah, hehehee..

Yang jadi masalah, selalu saja terjadi kegagalan transfer knowledge dari saya ke pak tukang cukurnya. Hampir di setiap model gaya rambut baru yang saya inginkan, belum bisa diterjemahkan dalam perintah perintah yang memudahkan pak tukang cukur untuk memahami keinginan saya.

Jadi sepertinya nesok saya akan membawa gambar ini saja untuk dikasih lihat ke pak tukang cukur.

Rabu, 06 Februari 2013

Not A Piece of Cake

       Saya sedang menunggu pie susu yang saya buat untuk order besok pagi ini mateng. Membuat kue adalah hobi buat saya, tapi kalo bisa memperoleh penghasilan dari hobi, kenapa tidak. Sejak awal tahun 2012 kemarin saya sudah mulai disibukkan dengan hobi baru ini. berawal dari iseng membuat pie susu dan membaginya ke teman kantor, akhirnya bisa jadi lahan buat saya mencari uang jajan. 
       Otodidak, gak ada yang mengajari saya, berbekal penasaran, oven dan cetakan beli dadakan, serta mixer pinjaman, saya mulai mencoba resep yang saya dapat dari internet. Gak mudah memang, membuat kue ini butuh ketelatenan, kesabaran. Mulai dari membuat adonan kulit pie, menaruhnya dalam cetakan, hingga mencampur bahan isian. Itupun masih ditambah dengan beberapa jam hingga pie susu ini mateng dan siap dikemas. 
      Gak mudah, karena kerap kali saya harus begadang untuk memenuhi pesanan dari mereka yang penasaran. Untuk konsumsi sekedar konsumsi pribadi atau untuk oleh oleh kerabat yang datang, bahkan untuk keperluan acara keluarga. Di satu sisi saya juga masih bekerja, mau gak mau setelah pulang kerja segala kesibukan ini saya kerjakan. Untungnya membuat kue inimadalah hobi, jadi meski capek, lelah, saya tetap menikmatinya. Saya gak pernah memandang mudah kegiatan ini, kualitas rasa saya usahakan untuk konsisten agar mereka yang sudah menikmati bisa meningkatkan statusnya menjadi pelanggan. 


         Capek dan lelah yang saya rasakan ini membuat saya kadang jadi jengkel ketika ada yang memandang sebelah mata terhadap proses yang saya lalui. Saya pernah mendengar dalam film film dan acara tv, sebuah idiom bahasa inggris "piece of cake", maksudnya untuk mengungkapakan bahwa sesuatu itu sangatlah mudah. Saya kok jadi mikir ya, kenapa harus "piece of cake"..? Apakah segitu remeh dan mudahnya kah kue itu di mata mereka..? Apakah mereka tahu bahwa banyak proses yang harus dilalui untuk sebuah cake/kue itu bisa disajikan..? Apakah mereka mengerti bahwa banyak emosi dilibatkan dalam proses penciptaan kue ini..? 
       Sebagai praktisi di bidang kue, saya merasa bukan hal yang tepat untuk mengatakan suatu hal yang mudah dengan "piece of cake". Karena secara pribadi saya merasakan proses ini semua tidaklah mudah. Saya akan tetap menggunakan kata "mudah" untuk mengatakan keadaan yang mudah, bukan lagi "piece of cake". Lebih karena saya ingin menghormati apa yang sedang saya kerjakan,menghargai apa yang sedang saya kreasikan. Bukan lagi sebuah benda biasa, tapi sebuah karya seni yang terlahir dari curahan emosi dan kasih sayang. Karena keterikatan emosional dan kasih sayang saya pada hobi ini yang membuat segala proses yang tidak mudah dan melelahkan jadi suatu rutinitas yang terus dan terus berulang saya lakukan. 

Walau melelahkan tapi ini semua menyenangkan. Ok, nampaknya pie susunya sudah mateng, saya harus bersiap un tuk mengemasnya. :)

Jumat, 01 Februari 2013

Dream On Move On


Dream On Move On
by Andra and The Backbone

Bila dirimu merasa hidupmu seakan
Berhenti berakhir dan mati
Janganlah bersedih karena takkan berarti
Hidupmu terhenti di sini

Dream on move on hidup hanya sekali
Dream on move on tak ada yang perlu disesali
Dream on move on jangan pernah berhenti bermimpi
Dream on

Lepaskan semua yang pernah menjadi bebanmu
Hingga kau tak lagi terbelenggu
Relakan semua yang telah terjadi padamu
Jangan kau tinggal di masa lalu

Dream on move on hidup hanya sekali
Dream on move on tak ada yang perlu disesali
Dream on move on jangan pernah berhenti bermimpi
Dream on

Hapus takutmu buang ragumu
Jangan pernah berhenti

Dream on move on hidup hanya sekali
Dream on move on tak ada yang perlu disesali
Dream on move on jangan pernah berhenti bermimpi
(terus bermimpi dan berlari)
Dream on move on hidup hanya sekali (dream on)
Dream on move on tak ada yang perlu disesali
(jangan berhenti dan sesali)
Dream on move on (move on)
Jangan berhenti terus berlari (dream on)
Dream on move on dream on

  
*This song dedicated for my lovely Tiffany Bobotelli.. 

Rabu, 30 Januari 2013

Trio Mohawk

Transfer saga Mario Balotelli akhirnya berakhir. Seperti dilansir goal.com tanggal 30 Januari 2012, pihak Manchester City sebagai klub pemilik pemain yang dijuluki Super Mario ini telah sepakat dengan AC Milan dengan nilai transfer 20 juta euro.
 Selama ini si bengal kerap akrab dengan gaya rambut mohawk nya, dengan bergabungnya dia di AC Milan maka bisa dipastikan ad trio penyerang mohawk mengisi line up I Rossoneri. Di AC Milan sendiri ada beberapa orang yang bergaya rambut mohawk, yang paling fenomenal tentu saja penyerang muda Italia berdarah Mesir Stephan El Shaarawy, dan youngster asal Perancis L. M'baye Niang. 

Mohawk lu boleh juga sob..!!

Kedatangan Balotelli di AC Milan diharapkan bisa mengangkat prestasi tim peraih 16 kali juara serie A ini ke posisi yang lebih baik. Seperti kita tahu musim 2012/13 ini Si Merah Hitam yang kini didominasi pemain muda sempat mengalami start buruk setelah ditinggal bintang bintangnya.Terseok seok dan tercecer hingga nyaris di papan bawah, kini di paruh kedua AC Milan berada di peringkat 5 klasemen sementara.

Benvenuto Mario !!

Niang dan El Sha

not running anymore..

Kapan sih seorang yang sedang berlari akhirnya memutuskan untuk menghentikan laju kedua kakinya..? Ada dua kemungkinan, pertama dai sudah mencapai garis finish, kedua karena dia sudah lelah. Ibaratnya kita yang hidup ini adalah sedang berlari menuju garis finish. Ya, aku, kamu, mereka, kita semua sedang berlari. Tapi apakah kita sudah benar benar mengetahui garis finish yang kan kita tuju..? Atau jangan jangan kita sedang berlari menuju arah yang salah, mengikuti jejak jejak yang ternyata menuntun kita menjauh dari finish. Atau mungkin ada yang mengambil jalan pintas yang entah kemana ujungnya.

Setelah sekian lama aku berlari, yang kukira akan menuju garis finish yang kuharapkan, kusadari bahwa sebnarnya aku teramat jauh keluar dari jalur. Ternyata selama ini aku hanya menghindar, dari rambu rambu, dari tiap peringatan, yang sebenarnya adalah bertujuan menjagaku tetap berada di jalur yang benar. Kini kulelah, ku tak lagi mampu berlari, dan ku tak ingin lagi berlari.

Sadar bahwa bukan di sini seharusya aku berada. harus kembali dan semua harus aku hadapi. Bersyukur masih diberikan kesempatan. Tak ingin lagi ku berlari, berlari menghindar, berlari menjauh. Lelah, dengan tenaga tersisa, meski hanya dengan berjalan, tapi bisa kulihat kilauan cahaya garis finish, meski hanya dengan berjalan, tekadku bulat, niatku kuat, untuk tetap dijalur yang benar dan sampai di tujuan..


Minggu, 27 Januari 2013

Bintang

Bahkan bintang pun butuh gelapnya malam untuk bisa terlihat. walau kadang tertutup mendung tapi kupercaya engkau tetap ada di sana. atau ketika bumi ini sedang berada di terang siang harinya, akupun percaya engkau tetap ada di belahan sana.
Walau kecil, kau tetaplah bintang, engkau mandiri, sinarmu itu asli. bersyukur aku dengan kegelapan ini, mungkin ini jawaban mengapa Tuhan mempergilirkan malam setelah siang. Agar aku bisa bertemu dengan penawar rinduku, karena kini ku bisa melihatmu lagi. Bintangku..


Ini Musang apa Garangan ya..?

Jam 12 malem kurang dikit lah, saya berangkat ke unit, meskipun baru lepas dines jam 10 malem tadi. Ada lembur jaga bongkar Bahan Bakar Minyak di unit, ya ceritanya ini lagi lembur gitu. Saya naik motor ke unit, nah pas di perjalanan, situasinya kan gelap, lampu depan motor saya ini sempat menyorot pada sebuah objek bergerak. saya menyimpulkan itu anjing, karena emang banyak anjing yang berkeliaran di lingkungan Gilimanuk ini.
Setelah jarak semakin dekat dengan yang saya kira anjing tadi, kesimpulannya mendadak berubah. Ternyata bukan anjing. Ukurannya lebih kecil dari anjing, lebih besar daripada kucing,  badan dan ekornya panjang. Wah wah mahkluk apakah itu..?
Saya sempat bertanya tanya dalam hati hingga sampai di unit. Dan meningkat statusnya menjadi penasaran. Apakah tadi yang saya lihat itu musang, garangan, atau bahkan rubah..? Meski bukan kali pertama menemui kejadian semacam ini tapi tetep aja sensasi penasarannya itu bikin mata gak ngantuk.






Kira kira penampakannya seperti gambar di atas lah. Dan beberapa kali saya menemuinya di unit juga ketika malam hari. Jelas hewan ini merupakan jenis hewan nocturnal. Lha terus apa yang membedakan antara musang, garangan, dan rubah..?
Ini ngeblog juga sambil googling lho nyari perbedaannya apa. Oke, mungkin ada baiknya di awal ini kita telaah dari penampakan secara fisik ya, biar tau aja bedanya, baru nanti dianalisa lebih detail.
Kalo musang kan tadi udah pada lihat ya, ni sekarang saya kasih penampakannya garangan, dapat dari kaskus..

Nah, gimana beda kan penampakannya, kalo gambar yang di bawah ini menampilkan si rubah, bukan rubah ekor sembilan..
Rubah ini ternyata lebih mirip srigala, tapi versi mini..
itu tadi perbedaan secara fisik ya tentang ketiga jenis hewan tadi. Jadi sekarang saya bisa mengambil kesimpulan, bahwa ternyata yang berpapasan di jalan tadi dan yang selama ini sering berkeliaran di unit itu adalah musang. Bisa dipelihara gak ya..? heheheee..