Selasa, 19 Maret 2013

Thank You For Glowing Me

Terdengar mirip dengan salah satu lagu Bon Jovi dengan judul Thank You For Loving Me. Inspirasi yang datang begitu saja ketika mendadak kita bergalau bersama. Muncul pula sebuah istilah yang mungkin hanya beredar diantara kita. Glowing, begitulah kita menyebutnya, akan sebuah kondisi dimana kegalauan sedang melanda hati dan pikiran. Glowing, yang dalam bahasa inggris sebenarnya memiliki makna berpijar atau bercahaya, tapi bagi kita glowing lebih bermakana mencari cahaya, mencari petunjuk arah, mencari pencerahan. Yup, membutuhkan input yang mencerahkan agar bisa menetralisir glowing-factor di area hati dan pikiran.

Thank you Bob for glowing me, you are the glowing-factor, and also the glowing one itself.
Thank you.. For being my eyes when i couldn't see.
For being ears when no one listen to me.
For being my friend when no one here for me.
Through your eyes so many scenes i can see.
Through your story, so many lessons i could carry.
Through all these days, i'd like to say " you needed me..".

Oh why now..?

Kenapa baru bertemu denganmu di saat sekarang ini. Ku akui, mendingan ge er daripada minder. Bertemu denganmu, dengan kondisi dan segala permasalahanmu. menempatkan diriku seakan aku bisa jadi solusi dari apa yang sedang kau hadapi. Sebagai teman kita dekat, untuk ukuran dua orang yang belum pernah bertemu kita begitu akrab. Kau adalah glowing-factor bagiku, pasangan hidup, itulah penggalauan utama dalam hidupku. Dalam raguku sempat terbersit bahwa solusinya mungkin bisa kudapat dari dirimu.

Begitupun dirimu, lembar kelam yang telah kau tinggalkan meniggalkan luka yang mendalam. Ketika mengetahui hal itu, terketuk aku untuk menyembuhkanmu. Mungkin tak akan mampu menggantikan kesan pertama yang pernah kau ukir bersamanya. Yang meskipun luka itu akan sembuh tapi meninggalkan bekas selamanya. Terketuk aku untuk menunjukkan kepadamu apa itu cinta dan menemukan jalan menuju cahaya. Sebagai teman pada awalnya, hingga sempat aku mempertanyakan pada diriku, apakah mungkin kita bersama untuk hal yang lebih dari sekedar teman biasa.

Pertanyaan galau yang harus dimaklumi, "kenapa baru sekarang..?". Kenapa di saat aku sudah mulai menata hati dan memilih calon pendamping hidupku nanti. Keraguanku terjawab oleh jawabannya. Jawaban "iya" saat aku meminangnya. Kegalauan ini harus kuredam, dan keraguan ini harus kumantabkan. Bertemu denganmu bukan tanpa alasan, bukan sebuah kebetulan, ini adalah rencanaNya. Untuk menunjukanku seseorang yang luar biasa, seoarang teman istimewa. Kita bergalau bersama dan kita temukan solusinya. Sederhana saja, teman bicara, teman bercanda, dan teman berbuat hal bodoh, konyol, dan gila. Itulah kita, sahabat selamanya Bob and Patrick.

You'll be fine my dear Bob, and i do believe you will find your mate soon. And this "why now..?" question won't be our glowing-factor anymore. I love you, i do care about you, please let me be your friend, and we'll be friend. Everybody need best friend right..?

1 komentar:

  1. heis.....nangis ini...tears of happiness kok....thank you...thank you so much...thank you...udah ga bisa ngomong apa-apa vira

    BalasHapus