Jumat, 30 November 2012

Test Pack

Sebuah iklan produk alat uji kehamilan dengan tagline "Serasa punya lab sendiri.." memancing rasa penasaran saya akan benda yang tak asing bagi suami istri ini. Test pack, begitu benda ini disebut. Kok bisa ya jadi parameter untuk menunjukkan hamil atau tidaknya seorang wanita. Saya sempat bertanya pada seorang teman, namun nampaknya dia juga tidak paham bagaimana cara kerjanya Test pack ini.

Terus diburu rasa ingin tahu, search engine pun membawa saya pada sebuah artikel dalam bahasa Inggris yang bisa anda akses melalui Link ini. Dalam artikel itu yang apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, menjelaskan cara kerja dari Test Pack. Cara kerjanya, alat ini mendeteksi hormon hCG (human Chorionic Gonadotropin), yaitu hormon yang diproduksi setelah terjadi pembuahan. Pada perempuan hamil akan terdeteksi kadar hCG yang cukup tinggi dalam urinenya (sedikitnya akan mencapai 25 mIU/ml). Namun, kadar sensitivitas setiap alat tes kehamilan berbeda-beda. Semakin sensitif tentu semakin baik. Ada alat tes yang mampu mendeteksi kadar hCG sebanyak 5 mIU/ml saja.

Ketika alat tes menyentuh urine, biasanya akan terjadi perubahan warna, pertambahan garis, atau tanda tertentu (positif), yang menunjukkan ditemukannya hCG di dalam urine. Yang berbentuk setrip umumnya akan menunjukkan dua garis merah bila terdapat hCG di urine sebagai tanda positif hamil.

Bila tidak ada hCG dalam urine, yang akan muncul adalah tanda satu setrip saja yang berarti negatif, atau tidak hamil. Sedangkan pada alat yang berbentuk compact, jika urine yang disentuhkan mengandung hCG, maka akan muncul tanda positif. Sebaliknya, jika urine tidak (cukup) mengandung hCG maka yang muncul adalah tanda negatif, berarti tidak hamil.

Beda orang beda pula cara pandang dan reaksi yang ditimbulkan apabila tertarik atau penasaran akan suatu hal. Belum lama ini telah tayang di bioskop sebuah film karya anak bangsa dengan judul Test Pack. Film yang diangkat dari novel dengan judul yang sama. Nah, karena belum nonton jadi saya belum bisa kasih komentar, sementara baru bisa kasih link ini saja untuk melihat review dan trailer dari film ini.

Hmmm.. jadi begitu ternyata cara kerja Test Pack ya, Alhamdulillah, atas ijin Allah juga rasa penasaran ini bisa menjadi postingan yang semoga bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita.



Kamis, 29 November 2012

Kerja Malam

"Begadang jangan begadang, kalau tiada artinya
Begadang boleh saja, kalau ada perlunya.."


Tak asing lagi kan dengan petikan lagu di atas. Sebuah lagu yang sungguh fenomenal dari legenda hidup musik dangdut Indonesia, Rhoma Irama. Bukan tanpa alasan pastinya Bang Haji membuat lagu tersebut. Mungkin dahulu kala beliau pernah merasakan sakit akibat terlalu banyak begadang.

Kalau dicermati memang ada benarnya isi lagu begadang tadi, karena jika sering kena angin malam, resiko untuk terserang berbagai macam penyakit jadi meningkat. Maka dari itu, begadang jangan sampai dijadikan sebagai suatu kebiasaan, karena memang akan berpengaruh buruk terhadap kesehatan kita. Bagaimanapun, secara alamiah kita manusia melakukan aktivitasnya di siang hari dan tidak didesain untuk hidup di malam hari. Berbeda dengan mahluk hidup nocturnal yang memang sebagian besar aktivitasnya dilakukan di malam hari.

Begadang boleh saja, kalau ada perlunya. Itu kata Bang Haji, namun bagaiman dengan mereka yang bidang pekerjaannya mengharuskan untuk dilakukan pada malam hari ? Mereka yang bekerja dengan sistem shift malam misalnya. Tentunya berbeda dengan begadang yang bisa dilakukan sekali waktu, tapi jika ini adalah pekerjaan tentunya butuh perlakuan khusus, agar kesehatan tetep terjaga dan upaya mencari nafkah juga tetap bisa jalan.

Nah, sebagai seorang yang bidang kerjaannya mengharuskan saya untuk beraktivitas di malam hari, saya ingin berbagi tips  untuk kalian yang kebetulan dihadapkan dengan situasi kerja yang sama. Link berikut akan membawa anda pada tips untuk tetap sehat saat harus kerja malam. Bekerja memang sebuah kewajiban bagi kita, tapi kesehatan juga nikmat Allah yang harus kita jaga. Tanpa kesehatan yang prima, tak mungkin kita bisa bekerja, apalagi untuk menikmati hasil kerja kita.

Semoga tips ini bisa berguna buat kita semua, sebagai penutup mari kita nikmati alunan lagu dari Bang Haji Rhoma Irama. Asyeeeeek..



Rabu, 28 November 2012

If Everything Has Been Written Down So Why Worry..

Ya, itu adalah salah satu quote yang saya suka. Quote yang saya ambil dari salah satu karya Dewi Lestari dalam novel berjudul Rectoverso. Apabila diterjemahkan, arti dari quote itu kurang lebih seperti ini, jika segala sesuatunya telah dituliskan, lalu mengapa kita mesti khawatir.

Apa sih yang dikhawatirkan..? itu pertanyaannya. Ada yang khawatir tentang rejekinya, ada yang khawatair tentang jodohnya. Yang terakhir ini jadi pengalaman menarik buat saya, jodoh. Di usia yang 2 tahun lagi akan beranjak jadi kepala tiga, wajar kiranya kalau dari orang tua, keluarga dan orang orang terdekat memberikan semacam "pertanyaan wajib" ketika berjumpa dengan saya. Kapan menikah..? Kapan ini mau mengakhiri masa lajang..? dan pertanyaan sejenis makin akrab di telinga.

Usia yang tak lagi remaja, pekerjaan sudah ada, lalu apa lagi yang jadi alasan untuk saya belum juga menikah. Dulu, sempat ada semacam khawatir, dan menjurus ke iri ketika melihat teman yang seusia satu demi satu sudah memulai hidup barunya bersama keluarga kecilnya. Namun saya sadar, kekhawatiran itu tidak akan merubah apapun, bahkan akan hanya memperburuk keadaan.

"if everything has been written down so why worry.."

Kesadaran bahwa segala sesuatu telah ditentukan oleh Allah, telah tertulis, telah ditetapkan dari sebelum alam semesta ini ada. Semua telah ditetapkan untuk masing masing hamba-Nya sesuai dengan takarannya, terkait rezeki, jodoh, dan maut. Kita sebagai muslim harus percaya itu. Jika sudah percaya kalau jodoh, rezeki, dan maut itu ada di tangan Allah, maka tugas kita ya menjemputnya. Berusaha mengambilnya, agar rezeki dan jodoh itu berpindah daru tangan Allah kepada kita.

Bentuk usahanya juga macam macam, dalam hal rezeki misalnya, upaya menjemput rezeki Allah bisa dengan bekerja, ada yang berdagang, ada yang berwira usaha, ada yang mengajar, intinya berikhtiar di jalan yang Allah ridho. Dalam urusan jodoh, saya memang tidak lagi ingin mendapatkan pasangan hidup saya kelak melalui proses pacaran.

Kenapa hingga sekarang masih belum juga saya menikah, ini menjadi bahan introspeksi buat saya. Bukan keinginan untuk menikah itu tidak ada, tapi memang belum dengan sepenuh hati saya memikirkannya. Menikah bukan sekedar pemenuhan kebutuhan biologis kita sebagai manusia. Tapi lebih dari itu dan banyak yang belum saya pahami tentang hakikat, serta ilmu tentang menikah. Bagi saya upaya untuk menjemput jodoh yang bisa saya lakukan sekarang ini adalah memurnikan niat menikah, mempersiapkan diri, baik dari segi ilmu, mental, dan materi. Intinya memantaskan diri saya untuk Allah memberikan jodoh yang telah Dia siapkan untuk saya.

Saya percaya ini adalah jalan yang Allah ridhoi. Terus memperbaiki diri, terus memantaskan diri, insyAllah kelak jika memang sudah pantas, tak perlu kita meminta tapi Allah yang akan memberi.

Aamiin.