Selasa, 04 Desember 2012

Gilimanuk Futsal Team

Kemarin, 3 Desember 2012 teman teman sesama penggila olahraga futsal di lingkungan PLTG Gilimanuk berencana untuk launching jersey tim yang baru. Kami bernaung dalam perkumpulan yang bernama Gilimanuk Futsal Team. Saya sendiri, adalah termasuk wajah baru dalam tim ini, karena baru bergabung mulai 6 bulan kemarin. Jersey baru ini adalah jersey pertama saya sebagai pemain Gilimanuk Futsal Team.

Kami berlatih rutin 3 kali dalm seminggu, tepatnya setiap hari Senin, Rabu, dan Jum'at. Tanpa harus menunggu komando, jam 17.00 Wita teman teman sudah mulai berdatangan  ke lapangan. Namun kali ini nampaknya teman teman kurang kompak. Rencana launching jersey baru nampaknya belum ditanggapi serius oleh beberapa anggota tim, termasuk saya. Alhasil inilah penampakannya.



Dengan latar belakang PLTG Gilimanuk kami berpose, dari sisi penampilan, untuk sebuah tim boleh dibilang kami kurang kompak, tapi permainan di lapangan boleh lah diadu. Karena kami jadi juara bertahan turnamen futsal antar unit pembangkit di Bali. For your info, dalam foto ini saya berdiri paling kanan, hehehee... enggak penting ya.

Tetap jaga kesehatan, jaga sportivitas, dan salam olahraga.

Senin, 03 Desember 2012

Fields of Gold

"You'll remember me when the west wind moves
 Upon the fields of barley 
You'll forget the sun in his jealous sky
 As we walk in fields of gold.."

Ada yang pernah dengar petikan lagu di atas..? Sebuah lagu dari penyanyi asal Inggris bernama Gordon Matthew Thomas Sumner atau yang lebih dikenal dengan nama Sting Lagu yang diambil dari album Ten Summoner's Tales ini ditulis sendiri oleh Sting. Bukan lagu baru karena pertama kali dengar lagu ini sekitar 18 tahun yang lalu. Pada waktu itu saya masih SD, kakak saya yang pertama lah yang memperdengarkan kepada saya. 

Tidak banyak lagu lagu karya Sting yang saya tahu, sedikit diantaranya adalah lagu ini. Lagunya kalem, simple, dan memberikan efek tenang ketika mendengarkannya. Liriknya begitu puitis, dalam, dan penuh emosi. Menurut saya lagu ini adalah sebuah kronologi pengalaman cinta yang pernah dialami oleh sang penulis, dalam hal ini Sting. Tentang kilas balik ke masa dimana ia memulai kisah cintanya. Tentang sebuah cita cita akan indahnya hidup dalam pelukan cinta. Tentang sebuah janji yang tak mampu untuk ditepati. Tentang sebuah komitmen untuk memperjuangkan harapan ,cita, dan cinta  hingga akhir masa. 

Mendengarkan lagu ini terkadang membawa saya kembali mengingat apa yang telah terjadi di masa lalu. Tak selalu tentang kekasih, tapi juga kenangan kenangan bersama keluarga, kawan, sahabat yang akhirnya bisa membawa saya menjadi diri  saya sekarang ini.

Tiap kita pasti punya intepretasi yang berbeda tentang lagu ini. Karena cara pandang setiap orang sangat mungkin berbeda terhadap objek yang sama. Kita bebas memberikan makna terhadap apa yang kita dengar, kita lihat, dan apa yang diterima oleh otak kita.  Selama itu tidak melanggar hak orang lain ya. Nah, silakan diintepretasikan sendiri lagunya, sambil lihat video clip dari Sting dibawah ini. Terimakasih.

Jumat, 30 November 2012

Test Pack

Sebuah iklan produk alat uji kehamilan dengan tagline "Serasa punya lab sendiri.." memancing rasa penasaran saya akan benda yang tak asing bagi suami istri ini. Test pack, begitu benda ini disebut. Kok bisa ya jadi parameter untuk menunjukkan hamil atau tidaknya seorang wanita. Saya sempat bertanya pada seorang teman, namun nampaknya dia juga tidak paham bagaimana cara kerjanya Test pack ini.

Terus diburu rasa ingin tahu, search engine pun membawa saya pada sebuah artikel dalam bahasa Inggris yang bisa anda akses melalui Link ini. Dalam artikel itu yang apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, menjelaskan cara kerja dari Test Pack. Cara kerjanya, alat ini mendeteksi hormon hCG (human Chorionic Gonadotropin), yaitu hormon yang diproduksi setelah terjadi pembuahan. Pada perempuan hamil akan terdeteksi kadar hCG yang cukup tinggi dalam urinenya (sedikitnya akan mencapai 25 mIU/ml). Namun, kadar sensitivitas setiap alat tes kehamilan berbeda-beda. Semakin sensitif tentu semakin baik. Ada alat tes yang mampu mendeteksi kadar hCG sebanyak 5 mIU/ml saja.

Ketika alat tes menyentuh urine, biasanya akan terjadi perubahan warna, pertambahan garis, atau tanda tertentu (positif), yang menunjukkan ditemukannya hCG di dalam urine. Yang berbentuk setrip umumnya akan menunjukkan dua garis merah bila terdapat hCG di urine sebagai tanda positif hamil.

Bila tidak ada hCG dalam urine, yang akan muncul adalah tanda satu setrip saja yang berarti negatif, atau tidak hamil. Sedangkan pada alat yang berbentuk compact, jika urine yang disentuhkan mengandung hCG, maka akan muncul tanda positif. Sebaliknya, jika urine tidak (cukup) mengandung hCG maka yang muncul adalah tanda negatif, berarti tidak hamil.

Beda orang beda pula cara pandang dan reaksi yang ditimbulkan apabila tertarik atau penasaran akan suatu hal. Belum lama ini telah tayang di bioskop sebuah film karya anak bangsa dengan judul Test Pack. Film yang diangkat dari novel dengan judul yang sama. Nah, karena belum nonton jadi saya belum bisa kasih komentar, sementara baru bisa kasih link ini saja untuk melihat review dan trailer dari film ini.

Hmmm.. jadi begitu ternyata cara kerja Test Pack ya, Alhamdulillah, atas ijin Allah juga rasa penasaran ini bisa menjadi postingan yang semoga bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita.



Kamis, 29 November 2012

Kerja Malam

"Begadang jangan begadang, kalau tiada artinya
Begadang boleh saja, kalau ada perlunya.."


Tak asing lagi kan dengan petikan lagu di atas. Sebuah lagu yang sungguh fenomenal dari legenda hidup musik dangdut Indonesia, Rhoma Irama. Bukan tanpa alasan pastinya Bang Haji membuat lagu tersebut. Mungkin dahulu kala beliau pernah merasakan sakit akibat terlalu banyak begadang.

Kalau dicermati memang ada benarnya isi lagu begadang tadi, karena jika sering kena angin malam, resiko untuk terserang berbagai macam penyakit jadi meningkat. Maka dari itu, begadang jangan sampai dijadikan sebagai suatu kebiasaan, karena memang akan berpengaruh buruk terhadap kesehatan kita. Bagaimanapun, secara alamiah kita manusia melakukan aktivitasnya di siang hari dan tidak didesain untuk hidup di malam hari. Berbeda dengan mahluk hidup nocturnal yang memang sebagian besar aktivitasnya dilakukan di malam hari.

Begadang boleh saja, kalau ada perlunya. Itu kata Bang Haji, namun bagaiman dengan mereka yang bidang pekerjaannya mengharuskan untuk dilakukan pada malam hari ? Mereka yang bekerja dengan sistem shift malam misalnya. Tentunya berbeda dengan begadang yang bisa dilakukan sekali waktu, tapi jika ini adalah pekerjaan tentunya butuh perlakuan khusus, agar kesehatan tetep terjaga dan upaya mencari nafkah juga tetap bisa jalan.

Nah, sebagai seorang yang bidang kerjaannya mengharuskan saya untuk beraktivitas di malam hari, saya ingin berbagi tips  untuk kalian yang kebetulan dihadapkan dengan situasi kerja yang sama. Link berikut akan membawa anda pada tips untuk tetap sehat saat harus kerja malam. Bekerja memang sebuah kewajiban bagi kita, tapi kesehatan juga nikmat Allah yang harus kita jaga. Tanpa kesehatan yang prima, tak mungkin kita bisa bekerja, apalagi untuk menikmati hasil kerja kita.

Semoga tips ini bisa berguna buat kita semua, sebagai penutup mari kita nikmati alunan lagu dari Bang Haji Rhoma Irama. Asyeeeeek..



Rabu, 28 November 2012

If Everything Has Been Written Down So Why Worry..

Ya, itu adalah salah satu quote yang saya suka. Quote yang saya ambil dari salah satu karya Dewi Lestari dalam novel berjudul Rectoverso. Apabila diterjemahkan, arti dari quote itu kurang lebih seperti ini, jika segala sesuatunya telah dituliskan, lalu mengapa kita mesti khawatir.

Apa sih yang dikhawatirkan..? itu pertanyaannya. Ada yang khawatir tentang rejekinya, ada yang khawatair tentang jodohnya. Yang terakhir ini jadi pengalaman menarik buat saya, jodoh. Di usia yang 2 tahun lagi akan beranjak jadi kepala tiga, wajar kiranya kalau dari orang tua, keluarga dan orang orang terdekat memberikan semacam "pertanyaan wajib" ketika berjumpa dengan saya. Kapan menikah..? Kapan ini mau mengakhiri masa lajang..? dan pertanyaan sejenis makin akrab di telinga.

Usia yang tak lagi remaja, pekerjaan sudah ada, lalu apa lagi yang jadi alasan untuk saya belum juga menikah. Dulu, sempat ada semacam khawatir, dan menjurus ke iri ketika melihat teman yang seusia satu demi satu sudah memulai hidup barunya bersama keluarga kecilnya. Namun saya sadar, kekhawatiran itu tidak akan merubah apapun, bahkan akan hanya memperburuk keadaan.

"if everything has been written down so why worry.."

Kesadaran bahwa segala sesuatu telah ditentukan oleh Allah, telah tertulis, telah ditetapkan dari sebelum alam semesta ini ada. Semua telah ditetapkan untuk masing masing hamba-Nya sesuai dengan takarannya, terkait rezeki, jodoh, dan maut. Kita sebagai muslim harus percaya itu. Jika sudah percaya kalau jodoh, rezeki, dan maut itu ada di tangan Allah, maka tugas kita ya menjemputnya. Berusaha mengambilnya, agar rezeki dan jodoh itu berpindah daru tangan Allah kepada kita.

Bentuk usahanya juga macam macam, dalam hal rezeki misalnya, upaya menjemput rezeki Allah bisa dengan bekerja, ada yang berdagang, ada yang berwira usaha, ada yang mengajar, intinya berikhtiar di jalan yang Allah ridho. Dalam urusan jodoh, saya memang tidak lagi ingin mendapatkan pasangan hidup saya kelak melalui proses pacaran.

Kenapa hingga sekarang masih belum juga saya menikah, ini menjadi bahan introspeksi buat saya. Bukan keinginan untuk menikah itu tidak ada, tapi memang belum dengan sepenuh hati saya memikirkannya. Menikah bukan sekedar pemenuhan kebutuhan biologis kita sebagai manusia. Tapi lebih dari itu dan banyak yang belum saya pahami tentang hakikat, serta ilmu tentang menikah. Bagi saya upaya untuk menjemput jodoh yang bisa saya lakukan sekarang ini adalah memurnikan niat menikah, mempersiapkan diri, baik dari segi ilmu, mental, dan materi. Intinya memantaskan diri saya untuk Allah memberikan jodoh yang telah Dia siapkan untuk saya.

Saya percaya ini adalah jalan yang Allah ridhoi. Terus memperbaiki diri, terus memantaskan diri, insyAllah kelak jika memang sudah pantas, tak perlu kita meminta tapi Allah yang akan memberi.

Aamiin.

Selasa, 21 Februari 2012

Malangku


Wilayah cekungan Malang telah ada sejak masa purbakala menjadi kawasan pemukiman. Banyaknya sungai yang mengalir di sekitar tempat ini membuatnya cocok sebagai kawasan pemukiman. Wilayah Dinoyo dan Tlogomas diketahui merupakan kawasan pemukiman prasejarah. Selanjutnya, berbagai prasasti (misalnya Prasasti Dinoyo), bangunan percandian dan arca-arca, bekas-bekas pondasi batu bata, bekas saluran drainase, serta berbagai gerabah ditemukan dari periode akhir Kerajaan Kanjuruhan (abad ke-8 dan ke-9) juga ditemukan di tempat yang berdekatan.[3][4]

Nama "Malang" sampai saat ini masih diteliti asal-usulnya oleh para ahli sejarah. Para ahli sejarah masih terus menggali sumber-sumber untuk memperoleh jawaban yang tepat atas asal-usul nama "Malang". Sampai saat ini telah diperoleh beberapa hipotesa mengenai asal-usul nama Malang tersebut. Malangkucecwara yang tertulis di dalam lambang kota itu, menurut salah satu hipotesa merupakan nama sebuah bangunan suci. Nama bangunan suci itu sendiri diketemukan dalam dua prasasti Raja Balitung dari Jawa Tengah yakni prasasti Mantyasih tahun 907, dan prasasti 908 yakni diketemukan di satu tempat antara Surabaya-Malang. Namun demikian dimana letak sesungguhnya bangunan suci Malangkucecwara itu, para ahli sejarah masih belum memperoleh kesepakatan. Satu pihak menduga letak bangunan suci itu adalah di daerah gunung Buring, satu pegunungan yang membujur di sebelah timur kota Malang dimana terdapat salah satu puncak gunung yang bernama Malang. Pembuktian atas kebenaran dugaan ini masih terus dilakukan karena ternyata, disebelah barat kota Malang juga terdapat sebuah gunung yang bernama Malang. Pihak yang lain menduga bahwa letak sesungguhnya dari bangunan suci itu terdapat di daerah Tumpang, satu tempat di sebelah utara kota Malang. Sampai saat ini di daerah tersebut masih terdapat sebuah desa yang bernama Malangsuka, yang oleh sebagian ahli sejarah, diduga berasal dari kata Malankuca yang diucapkan terbalik. Pendapat di atas juga dikuatkan oleh banyaknya bangunan-bangunan purbakala yang berserakan di daerah tersebut, seperti Candi Jago dan Candi Kidal, yang keduanya merupakan peninggalan zaman Kerajaan Singasari. Dari kedua hipotesa tersebut di atas masih juga belum dapat dipastikan manakah kiranya yang terdahulu dikenal dengan nama Malang yang berasal dari nama bangunan suci Malangkucecwara itu. Apakah daerah di sekitar Malang sekarang, ataukah kedua gunung yang bernama Malang di sekitar daerah itu. Sebuah prasasti tembaga yang ditemukan akhir tahun 1974 di perkebunan Bantaran, Wlingi, sebelah barat daya Malang, dalam satu bagiannya tertulis sebagai berikut : “………… taning sakrid Malang-akalihan wacid lawan macu pasabhanira dyah Limpa Makanagran I ………”. Arti dari kalimat tersebut di atas adalah : “ …….. di sebelah timur tempat berburu sekitar Malang bersama wacid dan mancu, persawahan Dyah Limpa yaitu ………” Dari bunyi prasasti itu ternyata Malang merupakan satu tempat di sebelah timur dari tempat-tempat yang tersebut dalam prasasti itu. Dari prasasti inilah diperoleh satu bukti bahwa pemakaian nama Malang telah ada paling tidak sejak abad 12 Masehi. Hipotesa-hipotesa terdahulu, barangkali berbeda dengan satu pendapat yang menduga bahwa nama Malang berasal dari kata “Membantah” atau “Menghalang-halangi” (dalam bahasa Jawa berarti Malang). Alkisah Sunan Mataram yang ingin meluaskan pengaruhnya ke Jawa Timur telah mencoba untuk menduduki daerah Malang. Penduduk daerah itu melakukan perlawanan perang yang hebat. Karena itu Sunan Mataram menganggap bahwa rakyat daerah itu menghalang-halangi, membantah atau malang atas maksud Sunan Mataram. Sejak itu pula daerah tersebut bernama Malang. Timbulnya Kerajaan Kanjuruhan tersebut, oleh para ahli sejarah dipandang sebagai tonggak awal pertumbuhan pusat pemerintahan yang sampai saat ini, setelah 12 abad berselang, telah berkembang menjadi Kota Malang. Setelah kerajaan Kanjuruhan, di masa emas kerajaan Singasari (1000 tahun setelah Masehi) di daerah Malang masih ditemukan satu kerajaan yang makmur, banyak penduduknya serta tanah-tanah pertanian yang amat subur. Ketika Islam menaklukkan Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1400, Patih Majapahit melarikan diri ke daerah Malang. Ia kemudian mendirikan sebuah kerajaan Hindu yang merdeka, yang oleh putranya diperjuangkan menjadi satu kerajaan yang maju. Pusat kerajaan yang terletak di kota Malang sampai saat ini masih terlihat sisa-sisa bangunan bentengnya yang kokoh bernama Kutobedah di desa Kutobedah. Adalah Sultan Mataram dari Jawa Tengah yang akhirnya datang menaklukkan daerah ini pada tahun 1614 setelah mendapat perlawanan yang tangguh dari penduduk daerah ini.

Seperti halnya kebanyakan kota-kota lain di Indonesia pada umumnya, Kota Malang modern tumbuh dan berkembang setelah hadirnya administrasi kolonial Hindia Belanda. Fasilitas umum direncanakan sedemikian rupa agar memenuhi kebutuhan keluarga Belanda. Kesan diskriminatif masih berbekas hingga sekarang, misalnya ''Ijen Boullevard'' dan kawasan sekitarnya. Pada mulanya hanya dinikmati oleh keluarga-keluarga Belanda dan Bangsa Eropa lainnya, sementara penduduk pribumi harus puas bertempat tinggal di pinggiran kota dengan fasilitas yang kurang memadai. Kawasan perumahan itu sekarang menjadi monumen hidup dan seringkali dikunjungi oleh keturunan keluarga-keluarga Belanda yang pernah bermukim di sana.

Pada masa penjajahan kolonial Hindia Belanda, daerah Malang dijadikan wilayah "Gemente" (Kota). Sebelum tahun 1964, dalam lambang kota Malang terdapat tulisan ; “Malang namaku, maju tujuanku” terjemahan dari “Malang nominor, sursum moveor”. Ketika kota ini merayakan hari ulang tahunnya yang ke-50 pada tanggal 1 April 1964, kalimat-kalimat tersebut berubah menjadi : “Malangkucecwara”. Semboyan baru ini diusulkan oleh almarhum Prof. Dr. R. Ng. Poerbatjaraka, karena kata tersebut sangat erat hubungannya dengan asal-usul kota Malang yang pada masa Ken Arok kira-kira 7 abad yang lampau telah menjadi nama dari tempat di sekitar atau dekat candi yang bernama Malangkucecwara.

Kota malang mulai tumbuh dan berkembang setelah hadirnya pemerintah kolonial Belanda, terutama ketika mulai di operasikannya jalur kereta api pada tahun 1879. Berbagai kebutuhan masyarakatpun semakin meningkat terutama akan ruang gerak melakukan berbagai kegiatan. Akibatnya terjadilah perubahan tata guna tanah, daerah yang terbangun bermunculan tanpa terkendali. Perubahan fungsi lahan mengalami perubahan sangat pesat, seperti dari fungsi pertanian menjadi perumahan dan industri.